Lebih 12ribu Siswa Ikuti Seleksi Nasional Masuk Madrasah Tahun 2019
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Kementerian Agama menggelar Seleksi Nasional Peserta Didik Baru (SNPDB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN). Seleksi digelar serentak selama dua hari, 13-14 April 2019.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah A Umar mengatakan, SNPDB digelar serentak untuk tiga jenis madrasah, yaitu: MAN Insan Cendekia (MAN IC), MAN Program Keagamaan (MAN PK), dan MA Kejuruan Negeri (MAKN).
Menurut A Umar, ikut dalam SNPDB MAN ini, 13.976 pendaftar. Jumlah ini terdiri atas 7.694 siswa dari madrasah dan 5.961 dari sekolah umum. Pendaftar tersebut kemudian diseleksi secara administrasi untuk bisa ikut tahap selanjutnya.
"Data kami, 12.347 siswa dinyatakan berhak ikuti seleksi, terdiri dari 10.596 pendaftar MAN IC, 1.619 pendaftar MAN PK, dan 132 pendaftar MAKN," terang A Umar di Jakarta, Sabtu (13/04).
"SNPDB MANIC-MANPK-MAKN ini merupakan salah satu instrumen untuk menjaring calon peserta didik yang potensial ditinjau dari sisi akademik, kepribadian, dan kesehatan, sehingga diharapkan dapat mengikuti pendidikan secara optimal di madrasah dengan sistem berasrama," lanjutnya.
Menurut Umar, materi seleksi terdiri atas Tes Potensi Belajar (TPB), dan Tes Akademik yaitu : Matematika, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, PAI, IPA (Fisika dan Biologi). Seleksi digelar dengan mekanisme computer based test (CBT) pada 69 madrasah yang tersebar di 32 provinsi. Khusus pilihan MAN PK, akan dilakukan juga tes wawancara.
"Tahun ini, kali pertama penerimaan siswa baru MAN secara Computer Based Test (CBT). Pendaftaran, upload dokumen persyaratan dan mencetak tanda pengenal dapat dilakukan oleh siswa masing-masing," tuturnya.
"Hasil seleksi ini rencananya akan diumumkan pada 30 April 2019, melalui website Kementerian Agama," tandasnya.
Umar menjelaskan, MAN Insan Cendekia merupakan salah satu prototipe madrasah unggulan berbasis asrama di Indonesia. Pendirian MAN Insan Cendekia bertujuan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam bidang Keimanan dan Ketakwaan (IMTAK), menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), mempunyai wawasan keislaman dan kebangsaan yang baik, serta mampu mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di samping itu, keberadaan MAN Insan Cendekia ini diharapkan dapat berfungsi sebagai Magnet School, yaitu menjadi model dan inspirasi bagi madrasah-madrasah lain di sekitarnya. "Berawal dari 3 MAN Insan Cendekia, Serpong, Gorontalo dan Jambi hingga saat ini telah terdiseminasi menjadi 24 lokasi MAN IC di seluruh Indonesia," jelas Umar.
Sementara MAN-PK, kata Umar, merupakan salah satu program peminatan unggulan nasional dalam bidang keagamaan berbasis asrama yang menjadi bagian dari MAN Reguler yang sudah ada. Saat ini, terdapat 10 MAN PK.
"MAN PK pada MAN Reguler bertujuan merevitalisasi praktik baik penyelenggaraan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK)," ujarnya.
Diversifikasi madrasah aliyah lainnya adalah MAN Kejuruan. Yaitu, salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Kementerian Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah.
"Pada tahun 2017, Kementerian Agama membangun piloting MAN Kejuruan di 2 (dua) lokasi, yaitu: Ende (NTT) dan Bolaang Mongondow (Sulut)," tegasnya.(p/ab)